Kronologi pesawat Lion Air jatuh di perairan Tanjung Karawang

basarnas dan KNKT konferensi pers lion air jatuh di karawang. ©2018 Merdeka.com/Hari Ariyanti
Basarnas memastikan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jurusan
Jakarta-Pangkal Pinang dipastikan jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) pagi. Kepala Basarnas, Muhammad Syaugi menjelaskan kronologi jatuhnya pesawat lion air yang membawa 189 penumpang tersebut bahwa bahwa pesawat yang terbang pada pukul 06.20 WIB, itu kehilangan kontak. "Lost contact ada di atas sini, ini jaraknya dari Kantor Jakarta 34 NM (nautical mile). Ketinggiannya kurang lebih masih 2.500-an," kata Syaugi, saat konferensi pers di gedung Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Setelah mendapat informasi pada pukul 06.50 WIB, pihaknya melakukan kroscek. Kemudian pihaknya langsung memberangkatkan armada seperti kapal, tim BSG dan helikopter menuju lokasi sekitar jatuhnya pesawat.
"Begitu kita sampai ternyata kita temukan di situ ada puing pesawat, pelampung, handphone, dan ada beberapa potongan. Itu lokasinya hanya berjarak 20 km dari lokasi yang diberikan ATC. Kedalaman laut di situ antara 30-35 meter. Kami masih berusaha menyelam ke sana untuk temukan pesawat tersebut," kata dia.
Personel Basarnas yang dikerahkan berasal dari Jakarta, Lampung, dan Bandung. Syaugi menyampaikan pihaknya mengerahkan 130 personel dan ada bantuan 30 orang lainnya beserta 3 kapal dan helikopter.
"Ada sekitar tiga, empat kapal sekitar situ," sebutnya.
Pihaknya belum bisa memastikan ada penumpang yang selamat. Tim yang diterjunkan masih terus melakukan pencarian.
"Kami belum berani memastikan apapun sebelum kami temukan blackboxnya. Kebetulan pesawat ini begitu mengudara ada yang namanya FOTA. Itu akan kami pelajari," ujar dia.
Waktu pesawat Lion Air JT-610 hilang kontak
Wakil Ketua KNKT, Haryo Satmiko mengatakan, menara kontrol di Bandara Soekarno-Hatta atau Jakarta Air Traffic Controller (Jakarta Control) mencatat pesawat Lion Air JT-610 berangkat pukul 06.20 WIB. Diperkirakan pesawat itu tiba di Pangkal Pinang pada jam 07.20 WIB.
Menurut Haryo, dua menit setelah mengudara pilot menghubungi menara kontrol. Pilot mengabarkan terjadi masalah penerbangan yang saat itu berada di ketinggian 1.700 permukaan laut dan meminta naik ke ketinggian 5.000.
"Jakarta Control mengizinkan pesawat naik ke 5.000," kata Haryo.
Namun, kata Haryo, sepuluh menit setelah itu atau tepatnya pukul 06.32 WIB, Jakarta Control kehilangan kontak dengan pesawat PK-LQP. KNKT kemudian menerima informasi dari pihak Lion Air mengenai kejadian tersebut sekitar pukul 08.00 WIB.
"KNKT membentuk command center di kantor KNKT, untuk berkoordinasi dengan pihak Lion Air, BASARNAS, AirNav Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, BPPT, PELINDO II, BMKG, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priuk dan pihak lain," ujar Haryo.
Setengah jam kemudian KNKT melakukan pertemuan dengan Basarnas terkait insiden tersebut di Posko Basarnas, Kemayoran, Jakarta. Satu jam lebih melakukan pertemuan, tim investigator KNKT menuju ke Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara untuk berkoordinasi dengan BPPT guna pemakaian Kapal Baruna Jaya IV dalam pencarian lokasi jatuh pesawat dimaksud. Penggunaan Kapal Baruna Jaya IV lantaran memiliki peralatan Multi Beam Sonar.
Pukul 10.00 WIB, Ketua KNKT bersama Kepala BASARNAS melakukan konferensi press mengenai kepastian informasi pesawat jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Jam 10.30 WIB, tim investigator KNKT menuju ke Bandar Udara Soekarno Hatta untuk mengumpulkan data penerbangan di AirNav Indonesia dan Lion Air.
Selanjutnya, pukul 10.56 WIB, KNKT melakukan koordinasi dengan pihak BMKG terkait kondisi cuaca. Pukul 13.30 WIB, KNKT mengirimkan occurrence notification kepada pihak ICAO (International Civil of Aviation Organization), Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Amerika Serikat NTSB (National Transportation Safety Board) dan India AAIB (Aircraft Accident Investigation Bureau).
Dan pukul 14.00 WIB, tim investigator KNKT menuju ke Pelabuhan Tanjung Priuk untuk berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut guna pemakaian KN. Enggano, dengan membawa pinger locator milik KNKT untuk mencari lokasi jatuh pesawat dimaksud.
Sumber : merdeka.com

Comments

Popular posts from this blog

Apa sih Cryptolux Itu, Mengenal Cryptolux Dan cara Daftar

Sorot Tulisan Yang Paling Penting Pada Blogger

Mau Liburan Makin Hemat? Intip di Sini Caranya